Demon & Astur (Lisshoan &
Asture)
- A Tale of Earth Luuga -
Chapter 1
Pada Zaman di mana iblis masih merajai kegelapan
dunia, di suatu belahan bumi terdengar sebuah kisah yang sampai saat ini masih
menjadi misteri bagi semua orang... kisah yang terjadi di sebuah negri yang biasa
orang-orang sebut Negri Tanah...
Negri Tanah
bagi sebagian penduduk adalah negri yang sangat aneh. Setiap malam, di setiap
sudut gelap pasti akan terdengar sebuah rintihan atau pun erangan
samar-samar... tetapi ketika penduduk negri mencari sumber suara, tak akan
seorang pun yang dapat menemukan sumber suara tersebut... dan setiap bayi
perempuan yang baru lahir, tiga belas hari kemudian akan mati dengan kulit
mengering, kecuali yang terlahir pada hari di mana bulan purnama menampakkan
keseluruhan wajahnya...
Semua kejadian di negri tersebut membuat semua
penduduk Negri Tanah ingin keluar
dari negri tersebut.. ingin melarikan diri.. akan tetapi siapapun yang melewati
atau keluar dari Negri Tanah akan
mengalami kebekuan... seperti seseorang yang darahnya membeku secara mendadak
dan mati seketika... tak seorang pun yang berani melewati batas negri, yang
dibatasi oleh rajutan semak berduri dan pohon oak serta sebuah celah panjang di
tanah mengitari keseluruhan negri tersebut... tapi seiring berjalannya waktu
para penduduk negri semakin terbiasa dengan keadaan tersebut dan mereka
bertahan di negri tersebut selama ribuan tahun...
Negri Tanah...
sebenarnya adalah negri yang begitu indah... memiliki puluhan suku pedesaan
yang mendiami masing-masing desa... ketika sang matahari muncul dari arah
timur, akan terlihat pegunungan menjulang tinggi di sepanjang timur negri
tersebut... tanah hitam yang subur pun di sana-sini memancarkan mata air yang
jernih dan bersih... tumbuhan hijau dapat terlihat setiap mata
memandang... jalan yang terlihat,
berumput, berkerikil dan sedikit berlumpur... burung-burung pun berterbangan ke
sana kemari bersuara bersahutan.. begitu juga kupu-kupu yang mengepakkan
sayapnya yang seolah menolak agar malam hari tidak akan pernah datang...
Di salah satu desa yang biasa di sebut Desa Galee.. di sebuah sudut jalan
kecil... ketika penduduk sedang merayakan perayaan panen tiap dua belas bulan
purnama... berjalanlah seorang gadis berpakaian lusuh yang terbuat dari kulit
serigala... di kepalanya terikat sebuah rajutan seperti rajutan yang dibuat
dengan menganyam kulit pohon Nupa
yang dikeringkan... pohon Nupa adalah
sebuah pohon yang paling besar dan tinggi di negri tersebut... tinggi nya dapat
mencapai tiga ratus kaki dan besarnya mencapai lima puluh kaki orang dewasa...
Gadis itu berjalan mendekati seorang lelaki setengah
baya yang sedang mengasah sebuah pisau yang terbuat dari batu, badannya kekar, dan terlihat sangat kuat... lelaki itu duduk di depan sebuah
gubug kecil yang disebut Bung, di
sisi jalan desa...
“Aku berada ditempat apa sekarang ini? Nama tempat
ini apa?” Gadis itu bertanya dengan suara pelan.
“!!! (lelaki itu terkejut karena kaget)... kamu
siapa?”
“ aku... mmm aku... aku tidak ingat... aku tidak
ingat apapun”
Lelaki itu pun bingung melihat tingkah dari gadis
aneh tersebut... setelah gadis itu terdiam lama. lelaki itupun menanyakan
tujuan gadis tersebut.
“kamu terlihat sangat asing.. kemana tujuanmu? Dan
kenapa kamu bilang tidak ingat apa-apa?”
“entahlah... aku hanya ingat satu nama seseorang...”
Sambil mengernyitkan dahi, sambil memegang kening
kanan atasnya yang terlihat sedikit lebam.
“seseorang???”
“ya... Lisshoan... aku hanya ingat nama itu.. hanya
itu yang ada di kepalaku saat ini... aku tidak ingat apapun...”
Lelaki itu pun terperanjat dan diam berfikirir
sejenak...
“Lisshoan... hmm... mungkin aku bisa membantumu...
aku akan mengantarkanmu kepada Kewa seorang sesepuh desa ini... mari ikut aku...” sambil
meletakan pisau yang dipegangnya lelaki itu pun berdiri dan mengambil pakaian
yang terbuat dari kulit rusa.
Lelaki itu pun sampai di sebuah tempat yang berjarak
sekitar seratus kaki dari tempat asahan pisaunya.
“di sini... aku hanya bisa mengantarmu sampai di
sini... kamu hanya tinggal masuk...”
“apakah aku akan mengganggu orang yang ada di dalam
?”
“tidak... Kewa tidak suka dengan orang yang meminta
izin masuk ke dalam Bung nya...
masuklah”
Lalu lelaki itupun beranjak pergi dari hadapan sang
gadis.
Gadis itu mulai masuk ke dalam Bung tempat tinggal sesepuh desa. Ruangan itu begitu sejuk dengan hembusan udara yang melewati celah-celah dinding kayu... kakinya mulai melangkah di atas tanah sebagai lantai nya... tanahnya begitu kering tetapi begitu dingin sampai ke aliran darah... di sekitar pintu tergeletak kuali besar dan patung-patung binatang yang terbuat dari tanah liat yang sudah mengeras... di dinding kayu tergantung tulang kepala kera... dan beberapa tulang yang entah itu terbuat dari tulang binatang seperti apa...
“kamu...” terdengar suara dari sudut ruangan yang
samar-samar karena cahaya matahari tidak banyak yang menembus celah-celah atap Bung.
Gadis itu menoleh ke arah sumber suara, terlihat
seorang lelaki tua renta berpakaian serba lebar dan di kepalanya terpasang
seperti crown yang terbuat dari
tanduk babi hutan.
“kamu... negri ini menunggumu selama enam puluh ribu bulan
purnama... dan engkau datang di saat yang tepat... belum terlambat... karena
nyawaku belum diambil oleh alam...”
Gadis itu merasa bingung dengan apa yang dikatakan
oleh lelaki tua renta tersebut.
“engkau tahu siapa diriku?”
“kau adalah seseorang yang ditunggu-tunggu oleh Retye... roh keabadian Negri Tanah yang sudah lama menangis...
namamu Asture...”
“Asture???... itukah namaku? Dan siapakah Lisshoan?
Dan kenapa aku tidak ingat apapun kecuali nama itu? Ceritakan kepadaku...”.
Sejenak suasana hening tanpa suara dari desahan nafas
lelaki tua renta itu... dengan suara tongkat kayunya yang menghentak tanah karena usianya, lelaki tua itu
mulai berdiri dan mendekati Asture... tubuhnya hampir dua kali tinggi Asture... terlihat bahwa ketika muda lelaki itu berbadan kekar... wajahnya sangat berwibawa dan ketika sampai di hadapan Asture, lelaki itu mulai menggumam dan bercerita..
“Lisshoan adalah kekasihmu... Dia adalah pahlawan
terbaik Negri Tanah... nama aslinya
adalah Aror... saat kau menghilang, Aror mengalami kegilaan.. ini bukan kegilaan
biasa.. tapi kegilaan yang disebabkan oleh Lissh
seorang iblis musuh terbesar Aror... Dia mulai merasakan sakit di setiap bulan
purnama... mengerang tanpa henti sepanjang malam... tak seorang dukun negri pun yang dapat
menyembuhkan penyakitnya... Dan pada suatu waktu... tubuh Aror semakin
mengeras... seluruh penduduk negri kebingungan saat Aror berlari di
tengah-tengah desa dan berlutut ke tanah... mengerang begitu keras... matanya
menatap tajam ke langit menatap bulan purnama... dan saat itu juga seluruh
tubuhnya menjadi batu... Dari kejadian itulah penduduk Negri Tanah menjuluki patung Aror dengan sebutan Lisshoan”
Sesaat Asture memikirkan apa yang sudah dikatakan oleh Kewa sang sesepuh desa tersebut... hatinya mengatakan kalau dia harus mendengarkan dan mengikuti apa kata-kata yang keluar dari lelaki tua renta itu...
Sesaat Asture memikirkan apa yang sudah dikatakan oleh Kewa sang sesepuh desa tersebut... hatinya mengatakan kalau dia harus mendengarkan dan mengikuti apa kata-kata yang keluar dari lelaki tua renta itu...
“bagaimana aku menghilang saat itu?”
“...tak seorang pun yang tahu akan hal itu...
harusnya engkau tahu kemana engkau pergi” sambil mengacungkan ujung tongkatnya ke arah asture.
“aku tidak ingat apapun...”
“...................” lelaki tua renta itu terdiam.
“seluruh penduduk negri sedang mengalami kutukan karena sejak kejadian itu...
dari mulai kematian... tangisan... erangan... teriakan.. dan rasa kekhawatiran
akan anak cucu kami... dan semua kutukan itu hanya engkau lah yang dapat
melepaskannya dari negri ini...”
Asture masih merasa kebingungan dengan semua keadaan yang dialaminya... dia menerawang ke arah langit-langit Bung... dengan sejuta pertanyaan di pikirannya... Ketika Dia datang ke Desa Galee... Dia tidak ingat apapun... bahkan nama sendiri tidak diingatnya... hanya Lisshoan.. hanya Lisshoan... tapi dia berusaha untuk tetap tenang walaupun yang di dengarnya dari Kewa adalah sebuah bencana dan kutukan... ini tentang iblis.. ini tentang iblis... di dalam hatinya dia terus meyakinkan bahwa dia harus terus mengikuti semua kata-kata lelaki tua ini... kemudian Asture melanjutkan pembicaraan...
“bagaimana engkau tahu kalau aku dapat menghilangkan
semua kutukan itu?”
“dari Lisshoan...
saat itu sesepuh nenek moyang kami mendapatkan pesan melalui alam... dan mereka
tahu kalau itu adalah pesan yang disampaikan oleh Lisshoan... dan akhirnya sampai ke beberapa keturunan pesan itu tetap
kami yakini... bahwa akan ada seseorang gadis... kekasih Aror yang bernama
Asture yang datang dengan luka lebam di keningnya saat perayaan panen.. dan
gadis itu adalah jalan awal pembebasan kutukan negri ini... dan engkau lah
gadis itu, Asture”.
“baiklah... jika aku adalah gadis yang engkau
maksud.. bagaimana caranya aku dapat menghilangkan kutukan ini”
“..... mungkin... akan kutunjukkan kepadamu di mana Lisshoan tersebut...”
“baiklah... antarkan aku”